RIEKE DIAH PITALOKA
Laporan: Arief Pratama
RMOL. Sudah melekat di benak rakyat jelata, kedatangan seorang tokoh politik yang mau maju di pemilihan kepala daerah pasti identik dengan pembagian atribut atau sembako.
Persepsi masyarakat itu menimpa bakal calon gubernur, Rieke Diah Pitaloka. Kunjungan dia ke Ponpes Miftahul Ulum, Desa Gadok Bungursari, Kota Tasikmalaya (Rabu, 28/11). berbeda dengan calon lain.
Dijelaskan dalam rilis yang disebar kepada wartawan, ada peristiwa menarik dalam kunjungan sosialisasi itu. Rieke diminta langsung untuk membagi-bagikan kerudung oleh kaum ibu yang hadir di acara itu. Mendengarnya, politisi PDIP, yang dikenal luas lewat peran Oneng itu cuma tertawa. Dia menjelaskan bahwa kedatangannya hanya untuk berkenalan dengan warga. Rieke jelaskan dengan bahasa sederhana bahwa dia tidak membawa tumpukan kerudung atau sembako.
Sambil berseloroh, menurutnya, yang sering membagikan sembako adalah tukang kelontong, bukan pemimpin. Menurutnya, pembagian atribut atau apapun, hanya bersifat pemanis. Bukan jaminan calon pemimpin itu akan ingat pada konstituennya. Berkali-kali dalam sambutannya, Rieke menegaskan bahwa dirinya dan Teten Masduki adalah pasangan calon yang miskin.
"Yang saya bisa berikan adalah pos-pos anggaran untuk kepentingan rakyat di Jabar. Karena sebenarnya anggaran untuk kesehatan, pendidikan, kesejehteraan rakyat itu ada. Tapi hal itu selalu habis dikorupsi dan tidak sampai ke tangan rakyat," ujar Rieke. [ald]
