Oleh : Rieke Diah Pitaloka
Selasa, 15 Januari 2013, adalah perjalanan Ruhaniku di Cianjur. Didampingi Kyai Maman Imanulhaq, saya berziarah ke makam Dalem Cikundul.
Rd Aria Wiratanu Datar putera Aria Wangsa Goparana, yang dikenal dengan Dalem Cikundul, lahir di Sagalaherang Subang Jawa Barat tahun 1603 adalah Pendiri Cianjur dan sekaligus menjadi Bupati pertama Cianjur.
Beliau menuntut Ilmu bidang keagamaan, kemasyarakatan dan ilmu pemerintahan. Dengan kemampuannya itu Rd. Aria melakukan dakwah bukan hanya secara lisan tapi juga menata kehidupan masyarakat.
Saya tertarik berziarah ke makam Dalem Cikundul, karena ada keterkaitan antara Beliau di Cianjur, Ayahnya, Aria Wangsa Goparana, di Subang, Gurunya di Cirebon. Begitupula Syeikh Aly di Panjalu Ciamis dan Syeikh Qurra, guru keluarga Pajajaran, di Karawang.
Pada zamannya mereka semua adalah Guru, sosok yang digugu dan ditiru. Dengan modal keilmuan yang mapan, prilaku yang menjadi suri tauladan serta ketulusan dalam melayani masyarakat, mereka berhasil melakukan transformasi kehidupan masyarakat. Bahkan, Rd. Aria Wiratanu Datar jadi Dalem pertama Kadipaten Cianjur dengan wilayah kekuasaan sebagian wilayah Bogor dan Sukabumi.
Saya harus mengambil spirit beliau, yaitu: perubahan adalah keniscayaan. Tapi perubahan itu harus diperjuangkan dengan dasar keilmua yang mejadikan agama sebagai energi utama. Sehingga masyarakat memiliki ketahanan mental yang tinggi.
Dakwah seperti itulah butuhkan Jawa Barat. Dakwah yang membebaskan. Dakwah yang secara konsisten dijalani
penuh keyakinan, keikhlasan, serta kecerdasan. Hingga tegaknya nilai keadilan dan kemaslahatan umum.
Dari Rd. Aria Wiratanu Datar ini kita mendapatkan tembang Cianjuran yang membawa pesan moral yang dihantarkan tidak dengan kekerasan namun dituturkan dengan keindahan.
Sebuah upaya tarnsformatif yang "Menggugah dan Merubah", harus dimulai dengan peningkatan kualitas pendidiakan, kedisiplinan aparatur pemerintahan serta partisipasi masyarakat dalam seluruh gerak pembangunan.
Dari Area Dalem Cikundul, saya merasakan ada tali ruhani yang kuat antara Cianjur, Subang, Cirebon, Karawang dan Ciamis. Kelimanya jadi symbol transformasi integratif wilayah Jawa Barat utara dan selatan. Yang dipahatkan melaleuca jalur agama,kebudayaan dan keilmuan.
Semua itu jadi energi yang kuat bagi saya untuk melakukan perubahan di Jawa Barat. Sebuah mimpi yang sedang diperjuangkan jadi kenyataan.
Sukabumi, 15 Januari 2013