INILAH, Cianjur – Warga Cianjur Selatan memngadu ke Calon Gubernur Jawa Barat yang diusung PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, saat berkunjung ke sejumlah wilayah kecamatan di Cianjur selatan, Minggu (30/12/2012).
Tempat pertama yang dikunjungi Rieke adalah Kecamatan Takokak yang merupakan wilayah penghasil teh hijau. Perjalanan dilanjutkan ke pantai Jayanti di Kecamatan Cidaun. Rieke pun menyempatkan diri menerima berbagai keluhan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Nining, seorang penjual pakaian di Kecamatan Cidaun. Dia menginginkan kondisi jalan dari Limbangan Kecamatan Kertajadi menuju Jayanti bisa segera diperbaiki. “Jalan-jalan desa di wilayah selatan hampir semuanya rusak,” kata Nining.
Selain infrastruktur jalan, masalah pembangunan sandaran kapal di Pantai Jayanti juga dikeluhkan nelayan. Udai salah satunya. Dia mengharapkan perhatian pemerintah pembangunan sandaran kapal di Jayanti.
“Perahu-perahu kecil kami mudah berlubang karena tidak adanya sandaran kapal dan kami menginginkan pelabuhan besar karena ada hampir 700 unit kapal kecil di Jayanti,” ujarnya.
Udai juga mengaku, tidak adanya koperasi yang biasa menampung hasil tangkapan ikan, membuat nelayan menjualnya ke pengepul. Padahal, kualitas ikan layur dan udang lobster hasil tangkapan nelayan biasa diekspor ke negara-negara di Asia.
“Ikan layur di ekspor ke Korea sedangkan lobster ke Hongkong. Kami tidak memiliki koperasi sehingga nelayan langsung menjual ke pengepul. Makanya kami mengharapkan sekali dibentuknya kembali koperasi yang dulu sempat ada,” terang Udai.
Menanggapi keluhan itu, Rieke mengatakan, jika melihat potensi alam, geografis, dan potensi penduduk, sudah semestinya jika daerah Cianjur selatan menjadi kabupaten tersendiri.
“Potensinya besar namun sangat minim perhatian. Jika dibiarkan terus menerus maka tingkat pendidikan, kesejateraan, dan kesehatan akan semakin terpuruk,” kata Rieke.
Terkait dengan pembangunan pelabuhan di Jayanti, Rieke menegaskan, hal ini wajib direalisasikan karena hasil tangkapan seperti layur dan lobster sudah menjadi komoditas ekspor.
“Potensi sudah ada dan sudah seharusnya anggaran Rp80 miliar pembangunan Pelabuhan Jayanti dikucurkan. Terlebih sudah dianggarkan sejak 2007. Pembenahan pelabuhan, sistem tata niaga ikan, dan peralatan bagi para nelayan juga menjadi prioritas utama untuk pengembangan wilayah wisata ini,” terang Rieke.
Untuk kesejahteraan rakyat, tambah Rieke, harus ada pembangunan sekolah, badan latihan kerja (BLK), dan puskesmas. “Harapannya, agar dapat menekan jumlah pengangguran dan pengiriman calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari wilayah Cianjur selatan,” tandasnya.[ang]