Tasikmalaya, 13/2. Rieke menyatakan anak-anak putus sekolah semestinya tidak perlu ada di jawa barat. Rieke mengatakan bahwa ia siap menjadi orang tua bagi anak-anak putus sekolah. Hal ini disampaiakan dihadapan kaum ibu di pasar ciawi dan di dalam pertemuan dengan kader pdip di gedung dadaha, tasikmalaya.
Rieke mengatakan jika anak-anak dari keluarga tidak mampu akan mendapat jaminan pendidikan hingga perguruan tinggi. "Ibu-ibu dari pedagang, buruh, istri tukang becak,tukang ojeg, buruh pasar, tidak perlu khawatir akan pendidikan anak-anak. Saya akan mengangkat anak-anak tersebut menjadi anak propinsi jawa barat, saya akan menjadi ibu bagi mereka".
Ucapan rieke disambut haru dan tepuk tangan meriah. Bagi masyarakat jawa barat, selama ini keinginan untuk menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi hanya impian. Mahalnya biaya pendidikan, harga sembako yang terus mencekik leher. Membuat kqum ibu harus merelakan anaknya tidak menenyam pendidikan tinggi. Padahal keinginan untuk merubh nasib tentu diharapkan.
"Bukan karena ibu tak mau sekolahkan anak tinggi, kumaha biaya ntek aya..." ucap seorang ibu pengunjung pasar.
Apa yang dikatakan rieke dalam kampanyenya bukan janji tanpa bukti. Karena biaya pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak berasal dari anggaran pendapatan dan Belanja daerah. Dana itu berasal dari uang rakyat yang dibayar melalui pajak. Bagi pasangan paten, kartu jabar bangkit adalah jawaban dari persoalan pendidikan bagi anak dari keluarga tidak mampu. Kartu ini akan berisi data tiap orang sehingga tidak. Akan ada manipulasi.
Rieke mengatakan jika anak-anak dari keluarga tidak mampu akan mendapat jaminan pendidikan hingga perguruan tinggi. "Ibu-ibu dari pedagang, buruh, istri tukang becak,tukang ojeg, buruh pasar, tidak perlu khawatir akan pendidikan anak-anak. Saya akan mengangkat anak-anak tersebut menjadi anak propinsi jawa barat, saya akan menjadi ibu bagi mereka".
Ucapan rieke disambut haru dan tepuk tangan meriah. Bagi masyarakat jawa barat, selama ini keinginan untuk menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi hanya impian. Mahalnya biaya pendidikan, harga sembako yang terus mencekik leher. Membuat kqum ibu harus merelakan anaknya tidak menenyam pendidikan tinggi. Padahal keinginan untuk merubh nasib tentu diharapkan.
"Bukan karena ibu tak mau sekolahkan anak tinggi, kumaha biaya ntek aya..." ucap seorang ibu pengunjung pasar.
Apa yang dikatakan rieke dalam kampanyenya bukan janji tanpa bukti. Karena biaya pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak berasal dari anggaran pendapatan dan Belanja daerah. Dana itu berasal dari uang rakyat yang dibayar melalui pajak. Bagi pasangan paten, kartu jabar bangkit adalah jawaban dari persoalan pendidikan bagi anak dari keluarga tidak mampu. Kartu ini akan berisi data tiap orang sehingga tidak. Akan ada manipulasi.
