Denpasar - Sebanyak 850 orang pada hari Senin (18/3) terlibat dalam upacara “Matatah” Kinembulan (massal) yang digelar Puri Satrya Denpasar bekerja sama dengan Pasraman Lumajang Tabanan. Para peserta mendapat sambutan antusias krama Bali. Banyaknya peserta membuat panitia terpaksa membagi acara prosesi dalam dua tahap prosesi.
Pelingsir Puri Satrya yang juga Ketua DPD PDIP Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi SH membantah kalau kegiatan metatah massal yang digelar di purinya sebagai hajatan politik karena melibatkan banyak warga. Menurutnya, kegiatan upacara manusia yadnya yang dilaksanakan sekarang ini bukan baru pertama kali dilakukan.
“Leluhur saya juga pernah menggelar hal serupa tahun 1961. Kami hanya meneruskan,” katanya.
Oka Ratmadi yang juga Ketua DPRD Bali mengatakan, kegiatan upacara manusia yadnya ini murni kegiatan agama, ia berharap tidak dikaitkan dengan politik. “Bisa jadi ada pihak yang mengatakan kegiatan yang kami lakukan ini berbau politik karena berdekatan dengan dengan kegiatan Pilkada dan kebetulan salah satu calon gubernur, Anak Agung Puspayoga adalah adik saya,” tegas Oka.
Ketua Panitia, Cok Ngurah Alit Agung menjelaskan, seluruh peserta potong gigi massal sama sekali tidak dipungut biaya. "Kami dari panitia dan dari Puri Satria sama sekali tidak memungut biaya sepeser pun bagi para peserta yang mendaftar. Semuanya gratis untuk membantu warga yang kurang mampu," ujarnya.
Dalam daftar, usia tertua mencapai 63 tahun dan usia termuda adalah 15 tahun. Menurut Cok Alit, upacara matatah masal tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh para pendahulu mereka dari Puri Satria. "Dulu, pernah dibuat tahun 1961 dengan jumlah peserta saat itu sekitar 300 orang. Kami hanya ingin melanjutkan apa yang pernah dibuat oleh para pendahulu kami," ujarnya.
Sementara itu, Humas Upacara Matatah Massal, Nyoman Sudiantara, mengatakan, dalam acara ini dipastikan tidak ada undangan kepada para pejabat, para politisi dan sebagainya. "Logikanya, jumlah peserta 850 orang, ditambah pendamping kedua orangtua, maka jumlah warga yang hadir bisa tiga kali lipat. Tempat tidak bisa menampung bila ada undangan formal," ujarnya.
Selama acara matatah massal itu, Pasar Burung Satria yang biasa dikunjungi warga terutama penggemar binatang dan permata, ditutup selama dua hari yakni Minggu dan Senin. Pasar Burung akan beroperasi seperti biasa Selasa (19/3) mendatang.