CIKARANG, (PRLM).- Dalam rangkaian kunjungan Rieke Diah Pitaloka ke Kabupaten Bekasi, Senin (10/12/12) diperoleh kesimpulan fasilitas publik di Kabupaten Bekasi jauh dari layak. Hal itu misalnya bisa dilihat dari sanitasi pasar tradisional di Kabupaten Bekasi.
“Khususnya di Kabupaten Bekasi, fasilitas publik masih belum tertata dengan rapi. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk menata keberadaan fasilitas publik. Contohnya keberadaan pasar tradisional,” ungkap anggota Komisi 9 DPR RI yang juga menjadi salah satu kandidat dalam bursa Pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Barat 2013 itu.
Menanggapi hal tersebut, Rieke menuturkan, terkait pasar tradisional di Kabupaten Bekasi harus dilakukan upaya revitalisasi pasar secara menyeluruh. Sehingga, keberadaan pasar tradisional tidak terancam oleh banyaknya pasar modern.
“Saya juga melihat penataan jarak antara pasar modern dan pasar tradisional tidak tertata dengan baik. Seharusnya, pemerintah daerah mengatur regulasi mengenai jarak antara pasar modern dan tradisional. Sebab, kalau tidak diatur mengenai jarak ini, hal itu akan membahayakan ekonomi pasar tradisional” katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bekasi diharapkan segera membentuk regulasi mengenai pasar tradisional dan pasar modern. Pasalnya, apabila penataan pasar tradisional yang selalu bersinggungan langsung dengan pasar modern, hal itu dikhawatirkan akan mematikan kehidupan pasar tradisional.
"Saya pernah melakukan penelitian mengenai keberadaan pasar modern. Apabila dalam satu wilayah itu ada satu pasar modern, maka ekonomi sepuluh warung rakyat akan mati. Ini harus segera diantisipasi. Apalagi kalau kita lihat sekarang di Kabupaten Bekasi yang jarak antara pasar modern dengan pasar tradisional seolah tidak ada jarak," katanya. (A-198/A-108)
RDP Roadshow Jilid 2 Hari Ke-3
