Headlines News :
Home » » Paten Bidik Pemilih di Wilayah Perbatasan

Paten Bidik Pemilih di Wilayah Perbatasan

Written By gdfgdgdfg on Kamis, 17 Januari 2013 | 00.01.00



INILAH, Bandung - Tim pemenangan pasangan Cagub/Cawagub Jabar Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki membidik pemilih yang tinggal di perbatasan Jabar-DKI Jakarta. Pemilih yang tinggal di wilayah tersebut dinilai 'seksi' mengingat jumlah pemilihnya terbilang tinggi.

"Pemilih yang di wilayah perbatasan sangat seksi untuk digarap," ujar Koordinator Relawan Paten, Riza Al Habsyi kepada wartawan di kantor DPD PDIP Jabar, Rabu (16/1/2013).

Dia menjelaskan pemilih di wilayah perbatasan masih bercermin figur pemimpin pada sosok Jokowi. Hal tersebut memudahkan pihaknya untuk menawarkan isu perubahan yang sempat digulirkan Jokowi pada Pilgub DKI Jakarta lalu.

Selain itu, kata Riza, pemilih di wilayah tersebut tergolong dinamis karena tergolong masyarakat urban. Bahkan, pemilih juga sangat dimudahkan untuk mendapat berbagai informasi yang sifatnya nasional. "Kami diuntungkan karena pemilih di perbatasan masih terbayang figur Jokowi," katanya.

Meski begitu, lanjut Riza, pemilih di wilayah perbatasan kurang mendapat perhatian dari penyelenggara maupun dari kandidat. Akibatnya, masyarakat masih kurang mendapat sosialisasi Pilgub Jabar. "Kekurangannya, kegiatan sosialisasi Pilgub Jabar kurang terekspose media dan KPU," ucapnya.

Meski memiliki kelebihan dan kekurangan, namun pihaknya meyakini pemilih di wilayah perbatasan punya potensi suara besar. Hal tersebut dilihat dari kepadatan penduduknya yang terbilang tinggi.

Pihaknya membidik tiga wilayah di perbatasan, yakni Kabupaten Bogor dengan jumlah 4 juta pemilih, Kota Depok 1,2 juta pemilih dan Kota Bekasi 2,5 juta pemilih. Jika dihitung, jumlah pemilih di tiga wilayah tersebut mencapai 7,7 juta pemilih atau sama dengan memenangkan suara dalam Pilgub Jabar 2008 lalu.

"Melihat potensi suara yang besar itu, kami menargetkan perolehan suara hingga 35% di wilayah perbatasan tersebut," bebernya.

Untuk mengeruk suara di wilayah perbatasan tersebut, pihaknya membuat sistem koordinasi hingga tingkat RT/RW. Cara itu dipandang lebih efektif dibandingkan penggunaan tokoh masyarakat.

Koordinasi di RT/RW, bebernya, bisa mempercepat sosialisasi. Bahkan, masyarakat juga akan lebih mudah menerima informasi yang disampaikan tim pemenangan dan relawan. "Pemilih di wilayah perbatasan lebih mudah menerima isu dibandingkan Jabar Priangan yang terbentur isu gender dan agama," pungkasnya.[jul]
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. U.H.P News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger