Depok,18/2 Ada yang berbeda dari Rois sejak tiga minggu ini. Ia kerap mondar-mandir ke ruang praktek dokter Roy di jalan Akasia raya, kampung Cikunya Tengah, Depok 2.
Ia tak sedang sakit, tapi setiap hendak mulai jualan ia menemui dokter Roy, untuk mengambil kartu jabar bangkit, kartu yang disosialisasikan oleh pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki.
Secara pribadi, Rois tak mengenal Rieke atau Teten. Tapi sejak ia mendengar sosialisasi tentang manfaat kartu Jabar Bangkit, ia merasa perlu menyampaikan hal itu pada sesama pedagang atau pelanggan siomainya.
”Saya hanya ingin membantu warga agar mudah berobat kalau sakit, sekarang berobat puskesmaS saja harus membayar:” ujar pria asal Depok ini.
Sudah lebih dari 2500 lembar kartu yang dibagikan kepada warga. Dan ia masih harus tetap memiliki stok kartu jabar bangkit tiap saat, karena masih banyak sesama pedagang yang meminta kartu tersebut.
Rois tak berharap banyak atas perjuangannya saat ini. Ia hanya berharap, Rieke tak mengingkari janjinya untuk membuat ia sehat dan bisa sekolah.
”Saya hanya meminta teman-teman bantu untuk sebarkan kartu ini karena programnya bagus dan ternyata dibutuhkan” ungkapnya.
Terkadang Rois harus kewalahan menjawab permintaan baju kotak-kotak, karena kartu jabar bangkit yang dibagikan identik dengan kostum kotak-kotak.
”Kadang ada teman yang tanya, mana baju kotak-kotaknya, saya jawab saya juga tak punya”
Rois adalah sosok relawan Paten yang tidak tercatat namanya di posko relawan manapun. Ia juga tidak menerima uang atas jasanya membagikan kartu jabar bangkit. Ia hanya punya keyakinan bahwa perubahan itu bisa terjadi dan ia bisa turut melakukannya.
Masih banyak Rois lain di jawa barat ini yang ingin mengakhiri kemiskinan dan kekurangannya, meski langkahnya kecil, namun orang seperti Rois dapat membuat jawa barat berubah, mumpung masih ada waktu.
Malam telah usaikan siang, kethka Rois bergegas mendorong gerobak siomaynya. Tangan kirinya memasukkan 20 lembar kartu jabar bangkit ke dalam kantung celananya. Ia sisakan untuk kawan pedagang lain esok hari. ”Mungkin besok dokter Roy pergi dan saya gak sempat minta kesana” ungkap pria 38 tahun itu.
Gerobak Siomay Rois kian menjauh, namun harapannya ia titipkan pada sosok Rieke dan Teten. Perubahan untuk jawa barat harus terjadi.
Oleh: Agnes Hening
