Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana meminta agar pembangunan infrastruktur di Buleleng dipercepat. Ada dua permintaan Agus kepada Wakil Gubernur Bali, Anak Agung Ngurah Puspayoga usai menggelar persembahyangan di Pura Gede Pemayun, Banyuning, Buleleng. Pertama, Agus menanyakan kelanjutan rencana pembangunan bandara di Buleleng yang sudah sejak sekian lama beredar. Kedua, agar bus pariwisata bisa melintas di Bumi Panji Sakti untuk menggairahkan roda ekonomi dan pariwisata daerah yang dipimpinnya.
Menjawab hal itu, Puspayoga menyebut jika pembangunan bandara di Buleleng sangat penting. Ia berharap agar pembangunan bandara di Bali bagian utara itu bisa dipercepat pelaksanaannya. Tak hanya penting bagi kebutuhan infrastruktur belaka, bandara di Buleleng akan berdampak luas pada peningkatan kesejahteraan dan salah satu jawaban mengatasi ketimpangan pembangunan yang selama ini terkonsentrasi di Bali selatan.
“Saya kira pembangunan bandara di Buleleng itu sangat penting. Meski di Buleleng, dia bisa berimbas kepada kabupaten tetangga seperti Jembrana, Karangasem, Bangli, Klungkung, termasuk Denpasar,” ucap Puspayoga, Sabtu 20 April 2013.
Jika bandara di Buleleng bisa segera direalisasikan, Puspayoga percaya jika sector pariwisata di kawasan itu akan semakin bergairah. Laju pertumbuhan ekonomi juga akan semakin cepat berputar. “Kesenjangan dan kemiskinan bisa terentaskan. Warga Buleleng juga tak perlu harus ke Denpasar untuk mencari pekerjaan, karena di daerah asalnya sudah melimpah pekerjaan. Warga Denpasar pun tak perlu bersaing secara keras dengan saudara dari daerah lain seperti Buleleng, Bangli, Karangasem, Klungkung dan Jembrana,” sebut dia.
Sementara itu, Puspayoga menyebut gagasan Agus Suradnyana agar bus-bus pariwisata melintasi daerah Buleleng merupakan ide brilian. Menurut Puspayoga hal itu bisa direalisasikan. Yang harus dilakukan adalah membuat MoU dengan pemerintah provinsi dan kabupaten seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta untuk mengalihkan arus lalu lintas ini. Termasuk juga dengan instansi terkait seperti Dinas pariwisata dan Dinas Perhubungan.
“Tinggal dibuatkan aturannya, legitimasi hukumnya soal itu. Ini gagasan cerdas,” sebut Puspayoga. Ada beberapa alasan Puspayoga menyetujui ide Agus Suradnyana. Pertama, hal itu untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalur Gilimanuk-Denpasar. “Selain mengurangi kepadatan, juga meminimalisir kecelakaan. Seringkali jalur itu mengalami kecelakaan. Ini juga untuk mencegah bahaya,” ucap kandidat Gubernur Bali yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan.
Hal itu juga menurutnya baik untuk pengembangan pariwisata Buleleng. Syaratnya, destinasi yang sudah ada di Buleleng terus dijaga dan diperbaiki. Tak hanya fokus pada dua hal itu, Puspayoga juga berharap pembangunan jalan pintas Buleleng-Denpasar dapat segera direalisasikan.
Dari hasil koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, jalan pintas yang menghubungkan Buleleng-Denpasar sudah disetujui. Dana sudah dialokasikan. Jumlahnya Rp1,7 triliun. “Tidak mudah loh menarik dana sebesar itu. Kita patut bangga perjuangan kita terhadap hal itu membuahkan hasil,” katanya.
Saat ini, kata dia, tinggal menunggu persetujuan dan pengucuran dana sebesar 10 persen dari jumlah Rp1,7 triliun yang ditanggung Pemerintah Provinsi Bali. “Kalau dana 10 persen dari Rp1,7 triliun itu bisa dicairkan, jalan pintas itu bisa segera dibangun,” tutur Puspayoga.
“Kalau saya gubernurnya, saya sudah teken itu persetujuan pembangunan bandara Buleleng dan jalan pintas Buleleng-Denpasar. Ini demi Buleleng dan Bali secara keseluruhan. Tapi saya hanya wakil gubernur. Belum ada aturan yang menyatakan wakil gubernur boleh menandatangi itu.
