Headlines News :
Home » » Karang Taruna Desak Perhatian Pemerintah

Karang Taruna Desak Perhatian Pemerintah

Written By gdfgdgdfg on Sabtu, 20 April 2013 | 17.45.00


Ketua Karang Taruna Banyuning Nengah Sukarta meminta kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk memperhatikan keseimbangan pembangunan kabupaten/kota di Bali. Sukarta meminta agar pembangunan dimulai dari kawasan pedesaan. “Kami meminta agar pedesaan itu diperhatikan. Pembangunan harus dimulai dari desa,” kata Sukarta di Wantilan Pura Gede Pemayun, Sabtu malam, 20 April 2013.

Hal utama yang mesti diperhatikan adalah pemberdayaan anak-anak muda potensial. Sebabnya, kata dia, anak mudalah yang akan meneruskan dan mengisi laju pembangunan di Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng.

“Kami meminta agar kepedulian terhadap anak muda terus ditingkatkan. Anak-anak muda merupakan penerus bangsa dan tulang punggung pembangunan,” sebut Sukarta. Pada acara yang dihadiri Wakil Gubernur Bali, Anak Agung Ngurah Puspayoga itu ia melanjutkan, di Buleleng, khususnya Desa Banyuning, kaya akan kesenian. Ada banyak sekali kesenian di Bumi Panji Sakti.

“Desa Banyuning terkenal dengan kesenian dramanya yang sudah melalang buana ke seluruh Bali dan Lombok. Namun, minimnya perhatian terhadap kesenian ini, maka pelan-pelan ia semakin memudar, khususnya di kalangan anak-anak muda,” sebut dia.

Karang Taruna, sambung Sukarta, sangat berkepentingan untuk menghidupkan kembali drama gong yang pernah populer di Bali. “Kami ingin menghidupkan kembali kejayaan itu. Kami berharap Pak Puspayoga mendukung niat kami untuk menghidupkan kembali drama gong,” harap Sukarta.

Ia menyebut jika organisasinya sesungguhnya memiliki banyak sekali program yang sangat positif bagi perkembangan anak-anak muda dan kesenian Bali. Hanya saja, Sukarta tak menampik jika selama ini Karang Taruna menemui berbagai kendala merealisasikan hal tersebut, sebagai misal sokongan dana. “Kami berharap pemerintah ke depan lebih memberikan prioritas kepada gairah anak muda untuk dapat mengembangkan dirinya,” tutur Sukarta.

Sementara itu, Wakil Gubernur Puspayoga menyebut jika Kabupaten Buleleng sesungguhnya merupakan daerah yang kaya akan kesenian. Hanya saja, ucapnya, potensi itu kurang digali dan dipotimalkan. “Gong kebyar itu asalnya dari Buleleng. Drama Banyuning itu dulu sangat terkenal. Waktu saya masih kecil, waktu itu masih SD, saya sering sekali menonton drama,” kata Puspayoga.

Menurut Puspayoga, kekayaan dan potensi yang ada di Buleleng harus terus dipertahankan, dijaga dan terus dikembangkan. Ia setuju untuk terus menjaga kesenian khas Buleleng itu. Pun halnya dengan prioritas untuk membangun dari kawasan pedesaan. Hal itu, kata kandidat Gubernur Bali yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan itu, harus menjadi prioritas pemerintah dalam rangka mempercepat keseimbangan pembangunan dan mempercepat kesejahteraan di Pulau Bali.

“Saya sangat senang ada anak muda yang peduli dengan daerahnya. Saya setuju itu kalau kesenian itu harus dijaga. Tanpa seni dan budaya, Bali tak bisa bersaing dengan daerah lain. Seni dan budaya itu kekuatan Bali. Masyarakat dunia itu belajar dari Bali,” ucap Puspayoga bangga.

“Seni, adat dan budaya tak boleh dianaktirikan. Mari kita perjuangkan, kita lestarikan dan terus pancarkan auranya,” ajak Puspayoga. Puspayoga juga berkomitmen untuk lebih memerhatikan kesenian, keperluan adat dan kebudayaan Bali. Seluruh desa, kata dia, semestinya diberi dana pembinaan untuk keperluan kesenian, adat dan budaya.

“Misalnya untuk metatah massal, ngaben massal, itu harus diperhatikan oleh pemerintah. Saya dulu pernah menggelar metatah massal di Denpasar. Tapi dana dari APBD-nya distop. Dengan gotong royong, kita bisa kembali gelar di Jembrana,” ucap Puspayoga.
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. U.H.P News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger