CIAMIS, (KabarPriangan).-
Calon Wakil Gubernur Jabar dari PDI Perjuangan, Teten Masduki, tak gentar menghadapi semua lawan politiknya pada Pilgub Jabar Februari 2013 mendatang. Meski minim dana kampanye dibanding Cawagub lainnya, namun Teten mengaku memiliki strategi baru menjadi orang nomor dua di Jabar.
“Kita ingin membangun tradisi baru dalam berpolitik dengan tidak mengandalkan Uang. Tapi membangun jaringan relawan yang sukarela membantu demi kemajuan Jawa Barat,” tegas Teten pada acara “Berbincang-bincang Bersama Kang Teten” yang mengambil topik” Transparansi Pengelolaan Anggaran menuju Pemerintahan Bersih”, di Hotel Arinda Ciamis, Jumat (7/12).
Menurutnya, politik membagi-bagikan uang untuk mendapatkan suara rakyat telah merusak tatanan demokrasi saat ini. Masyarakat hanya menjadi objek politik tanpa bisa mengontrol jalannya pemerintahan. Akibatnya perkembangan masyarakat tersedat karena pemerintah lebih fokus pada bagi-bagi kue kekuasaan.
“Pemerintahan cendrung dikuasai oleh elit politik yang merasa sudah membeli suara rakyat. Sehingga tidak perlu kerja keras untuk mewujudkan program pembangunan yang benar-benar untuk rakyat. Dan ini sangat berbahaya bagi pembangunan di Jawa Barat,” ujarnya.
Teten juga mengaku terlambat melakukan sosialisasi pencalonannya dalam pilgub Jabar dibanding dengan calon lain, apalagi “incumbent’ yang sudah sejak lama terpopulerkan bersama program pemerintah. “Baligo-baligo dan spanduk beberapa Cagub Jabar sudah lama terpampang, baik pribadi maupun yang nyelip pada sosialisasi porgram Pemprov Jabar,” ujarnya.
Namun kata Teten, dengan bantuan rekan-rekan, pengusaha yang tidak terlibat APBD dan aktivis gerakan sosial, Teten optimistis bisa memenangkan pilgub Jabar. Pasalnya, era demokrasi saat ini sudah mulai berubah seiring dengan berubahnya pola pikir masyarakat seperti pada Pilkada DKI Jakarta.
“Pilkada DKI Jakarta membuktikan kemenangan rakyat, bukan kemenangan partai politik. Realitas itu bisa terjadi juga di Jawa Barat,” ujarnya.
Manfaatkan peluang
Memanfaatkan peluang untuk melakukan perubahan di Jawa Barat menjadi alasan utama Teten Masduki terlibat secara langsung dalam politik praktis dan memutuskan maju di Pemilu Gubernur Jawa Barat 2013.
“Ini sebuah tantangan, kalau tidak berani kita membiarkan dan mengabaikan peluang untuk melakukan perubahan. Dan jika tidak diambil dosa,” kata Teten Masduki, saat berkunjung ke HU “Kabar Priangan”, Jumat (7/12).
Kedatangan Teteng bersama rombongannya “dibageakeun” oleh Pemimpin Redaksi HU “Kabar Priangan”, Hazairin Mahessa, Pemimpin Perusahaan, Undang Sudrajat, dan jajaran redaksi lainya, di Ruang Rapat HU “Kabar Priangan”.
Pegiat antikorupsi yang melahirkan Indonesia Coruption Watch (ICW) tersebut membeberkan alasan dirinya mau pindah alam mengikuti jejak aktivis lainnya.
Namun Teten menjamin keterlibatanya di dunia praktis tidak akan mengubah cita-citanya untuk mewujudkan Jawa Barat bebas dari korupsi.
Ia mengakui, banyak rekan-rekan aktivis yang menyangsikan dirinya bisa melakukan perubahan di Jawa Barat yang menurutnya masih nestapa dan masih tertinggal jika dibanding Jawa Tengah atau pun Jawa Timur.
Padahal Jawa Barat memiliki sumber daya alam yang berlimpah, memiliki lembaga pendidikan yang hebat, ada ITB, Undap, IPB juga lainya yang berkualitas dan dekat dengan pusat pemerintahan.
“Memang banyak yang ‘mikamelang’ saat memutuskan masuk sarang penyamun, apakah para penyamun itu akan insyaf atau malah saya yang jadi penyamun,” katanya sambil tersenyum.
Teten merasa optimis bisa melakukan perubahan di Jawa Barat ini, karena pihaknya sudah mengidentifikasi di mana titik-titik kelemahan yang harus segera diubah.
Langkah untuk mewujudkan cita-cita besar perubahan tersebut kata pria asal Limbangan Garut itu, tidaklah mudah. Saat ini banyak mendapatkan kendala. Bahkan kalangan birokrasi yang sudah merasa nyaman dengan kondisi yang terjadi sekarang ini merasa gerah dan menganggapnya penyakit. “Kami calon yang masih fresh, tidak ada kepentingan apapun. Anak saya masih kecil, begitu juga Rieke, anaknya masih balita. Jadi mau main proyek apa, paling pengadaan popok bayi,” candanya.
Teten melihat sistem anggaran Jawa Barat saat ini masih belum berpihak pada kepentingan masyarakat dan masih dikendalikan oleh kepentingan elit, baik birokrat atau pun politik.
Pembenahan birokrasi, sistem pengangkatan pegawai dan transparansi dalam proses penyusunan anggaran dengan melibatkan masyarakat sebagai solusi tepat yang ditawarkan Teten untuk melakukan perubahan di Jawa Barat.