Headlines News :
Home » » Pariwisata Belum Membebaskan Bali Dari Kemiskinan

Pariwisata Belum Membebaskan Bali Dari Kemiskinan

Written By gdfgdgdfg on Kamis, 28 Februari 2013 | 11.05.00


[DENPASAR] Pembangunan kepariwisataan dapat menjadi pintu masuk bagi kesejahteraan rakyat Bali sehingga daerah ini bebas dari kemiskinan. 

Namun demikian, kalau pertumbuhannya mengabaikan keseimbangan antar wilayah dan sektor ekonomi, maka justru akan mengakibatkan ketimpangan kesejahteraan Bali.

"Pertumbuhan di Bali akibat pariwisata meningkat, ironisnya kemiskinan juga belum teratasi," ujar Wakil Gubernur Bali AA Ngurah Puspayoga dalam diskusi yang digelar Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali di Kuta, Rabu (27/2). 

Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan, pembangunan yang digenjot selama ini, melahirkan pertumbuhan mengesankan sekira 6 persen lebih. Meningkatnya pembangunan, harusnya dibarengi dengan semakin luasnya tercipta lapangan kerja dan pengangguran makin menurun. Namun faktanya, pertumbuhan yang meningkat tersebut tidak menghapuskan kemiskinan di Pulau Dewata.

Menurut Puspayoga, hal itu terjadi karena kondisi selama ini dimana pertumbuhan sangat terpusat di Bali Selatan. Sementara daerah lain seperti Buleleng, Karangasem, Jembrana, Bangli dan Klungkung kurang mendapat perhatian. 

Solusinya, kata dia, harus ada pembangunan jaringan infrastruktur yang memudahkan akses turis ke daerah-daerah itu. 

“Misalnya untuk Buleleng, saya sepakat dengan Bupati akan mempercepat pembangunan jalan shortcut (lintas) Denpasar-Singaraja sambil menunggu pembangunan bandara,” ujarnya.

Selain itu, kesenjangan juga terjadi antara sektor pariwisata dengan pertanian masih terjadi, padahal idealnya keduanya bisa dipadukan. “Hasil pertanian termasuk peternakannya mestinya kita dorong untuk bisa masuk ke hotel,” tegasnya. 

Hal itu bisa dilakukan dengan membuat regulasi yang melibatkan kalangan pariwisata dan petani dalam pembuatannya sehingga aspirasi kedua pihak terjembatani.

Yang menarik, Puspayoga mengakui, dirinya bukanlah ahli atau pun praktisi pariwisata. Karena itu dia akan melibatkan kalangan pariwisata dalam setiap pengambilan keputusan. “Pegangan saya hanya satu, bagaimana pariwisata tetap di jalur Tri Hita Karana,” tegasnya. [137]
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. U.H.P News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger