INILAH.COM, Kuta - Calon Gubernur Bali dari PDIP Anak Agung Ngurah Puspayoga akhirnya mendatangi para tokoh dan masyarakat Kuta. Dalam pertemuan di Puri Satria Dalem Kaleran Kuta yang yang juga dihadiri ratusan warga dan seluruh elemen pelaku pariwisata Kuta, Puspayoga menyerukan agar pariwisata Bali kedepan harus berbasis Kerakyatan.
Menurut Puspayoga, membangun Bali tidak bisa one man show meski sehebat apapun dan pinternya seseorang. Baginya, pembangunan Bali tidak akan bisa berjalan tanpa ada sinergi yang baik antar semua pihak. "Agar pariwisata itu bisa berkembang maka pariwisata Bali kedepan harus berbasis Kerakyatan. Untuk itu mari membangun bali bersinergi," ujarnya, dalam pidatonya dihadapan tokoh, masyarakat dan pelaku pariwisata Kuta, Kamis (4/4/2013).
Dalam pertemuan itu, Puspayoga meminta saran dan masukan kepada peserta yang hadir diantaranya Penglingsir Puri Satria Dalem Kaleran, I Dewa Gede Mayun, Bendesa Kuta I wayan Swarsa, Ketua DPRD Badung I Nyoman Giri Prasta, relawan pemenangan PAS di Kuta, Jro Mangku Made Suweja, Ketua LPM Kuta Graha Wicaksana, Anggota DPRD Badung Anom Gumanti, Ketua Satgas Pantai Kuta, serta sejumlah tokoh lainnya. "Saya minta masukan, saran-saran dari para tokoh. Kalau program-program harus dibicarakan dengan kabupaten kota. Kita bersama harus menghargai cikal bakal di kuta dan kita merancang desa wisata," imbuhnya.
Puspayoga meyakini ada sesuatu yang salah dalam menajemen kepemimpinan di Bali. Pasalnya, jika Bali pertumbuhannya bagus maka masyarakatnya pasti sejahtera. Namun kenyataannya, orang miskin di Bali terus bertambah akibat ketimpangan pembangunan yang tidak ada pemerataan. "10 juta wisatawan dan masyarakat Bali 4 juta, harusnya sudah sejahtera. Meski jumlah wisatawan meningkat namun pendapatan menurun. Ini yang jadi masalah. Di Karangasem masyarakat tidur di atas tanah dan atapnya alang-alang. Ketimpangan pembangunan sangat besar," tegasnya.
Untuk itu, Puspayoga berjanji jika diberikan kepercayaan memimpin Bali, ia akan menepati janjinya untuk melakukan perubahan manejemen Bali. Mempercepat pembangunan Bali, Menurut Puspayoga, harus berbasis pada kabupaten dan kota. "Bali sangat berbeda dengan DKI Jakarta. Itulah kenyataannya mengapa kita harus berani mengatakan pintu masuk kesejahteraan Bali adalah pariwisata," jelasnya.
Sementara itu, Penglingsir Puri Satria Dalem Kaleran, I Dewa Gede Mayun beserta seluruh tokoh Kuta meminta Puspayoga agar nantinya jika terpilih menjadi Gubernur Bali, agar sungguh-sungguh menepati janjinya dan jangan jadi pemimpin yang mengejar pencitraan. "Pemimpin hendaknya jangan hanya pencitraan namun harus bisa sungguh-sungguh menepati janjinya. Kuta yang merupakan ATMnya Bali harus ditata kembali agar tidak semrawut, mengingat Kuta adalah cikal bakal pariwisata Bali," pintanya.