Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga menyebut Desa Munduk Kecamatan Banjar, Buleleng seperti wanita cantik nan seksi sehingga menarik minat wisatawan mancanegara karena memiliki potensi luar bisa di bidang pariwisata, pertanian dan budaya.Saat bertemu ratusan warga di daerah perbukitan dan berhawa sejuk itu, Puspayoga menyampaikan beberapa hal yang mesti diperhatian untuk pengembangan desa tersebut.
“Potensi Desa Munduk ini sangat luar biasa, saya pesankan jangan sampai Munduk nanti dikuasai kapitalis yakni pemilik modal besar yang membeli tanah-tanah masyarakat,” ujarnya saat mesimakrama di Desa Munduk, Banjar, Buleleng, Selasa (16/4/2013).
Sebab, jika hal itu terjadi, tanah-tanah di desa dikuasai pemilik modal besar maka dalam tempo tidak terlalu lama masyarakat hanya akan menjadi penonton alias gigit jari.
Untuk itu, dia meminta masyarakat jangan sampai menjual tanah kepada investor sebaliknya akan lebih baik jika disewakan. Dengan begitu tanah mereka tidak hilang dan bisa dinikmati oleh anak cucu masa mendatang.
Kemajuan pariwisata di MUnduk itu, akan terjadi jika masyarakatnya bisa menerima jika daerahnya sebagai pariwisata.
Dia mencontohkan, di Lombok, NTB, meskipun daerahnya memiliki potensi pariwisatanya cukup besar namun karena masyarakatnya tidak siap sehingga pariwisata di daerah itu tidak bisa berkembang seperti di Bali.
Desa Munduk, kata dia memiliki persyaratan yang diperlukan untuk kemajuan sebagai daerah pariwisata.
Karenanya ia meminta bupati dan masyarakat setempat agar berhati-hati terutama para pemilik tanah agar bisa dikelola dengan baik.
Puspayoga mengusulkan agar Munduk djadikan sebagai Desa Wisata. Dengan menjadi desa wisata, otomatis yang memiliki homestay adalah masyarakat sendiri.
Masyarakat sendiri yang bertanggungjawab dan membangun memperbaiki sendiri homestay mereka agar bisa menjadi bagus. Dengan begitu wisatawan asing yang melihat Bali akan lebih tertarik.
Wisatawan asing datang bukan karena ingin melihat hotel-hotel mewah melainkan ingin menikmati keaslian, kejujuran cara hidup masyarakat Bali.
Dengan menjadikan desa wisata maka para turis akan sangat menikamti jika berlibur. Mereka bisa menikmati beras, kopi bali dan hasil pertanian masyarakat sendiri.
Selain menyimpan hasil pertanian atau perkebunan, Puspayoga juga melihat potensi seni budaya masyarakat di Munduk juga cukup membanggakan.
“Ini daerah seni,jadi jangan menjual Bali untuk pariwisata. Jangan eksploitasi Bali untuk kepentingan pariwisata,” kata Pupspayoga yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan maju dalam pemilihan gubernur 15 Mei 2013.
Wisatawan yang datang akan sangat menikmati kegiatan masyarakat secara alamiah bukan dibuat-buat seperti dalam kegiatan keagamaan.
“Turis akan hepi dengan kegiatan yang murni dilakukan masyarakat,” kata kandidat nomor urut I dalam acara yang dihadiri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Anggota DPRD Bali Kariyasa Adnyana.
Jika semua potensi masyarakat itu dapat dikelola dengan baik maka Munduk suatu saat bisa menjadi lumbung wisata di Kabupaten Buleleng.
Ia meyakini, Munduk akan mampu menjadi salah satu lumbung wisata di Bali karena semua potensi masyarakatnya terpenuhi untuk berkembang.
“Tinggal sekarang manajemen yang baik, seperti rumah-rumah bersih sebagai desa wisata tentu akan bisa mengangkat kesenian dan mengangkat keagamaan dan pertanian,” kata mantan Wali Kota Denpasar ini.
Wisatawan asing akan datang ke Bali untuk melihat hal-hal yang tidak ada di negaranya karena itu dia meminta desa Munduk tetap dijaga dari kepentingan kapitalisme modern.
“Desa Munduk itu seperti wanita yang cantik dan seksi, semua akan tertarik datang karena memiliki semua potensi pariwsata, budaya dan pertanian,” tuturnya disambut applaus ratusan warga.
