SEMARANG - Calon gubernur dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo merupakan satu-satunya calon yang berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng berharap, jika terpilih, Ganjar menjadi gubernur yang benar-benar mengabdi dan melayani masyarakat. Hal itu dikatakan Ketua PWNU Jateng M Adnan saat dikunjungi Ganjar, di kantor PWNU Jalan Dr Cipto Semarang, Kamis (14/3).
Meski berharap banyak pada Ganjar, Adnan menegaskan bahwa NU tidak akan terlibat politik praktis. Jika Ganjar terpilih, NU akan menjadi mitra kritis dan menegur jika kepemimpinan gubernur tidak berjalan benar.
”Insyaallah NU siap nyemprit, karena baik-tidaknya gubernur dan birokrasi menjadi ukuran kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Ganjar menghormati netralitas NU dalam pilgub. Silaturahmi itu dia pandang sebagai masukan berarti untuk memenangi pilgub. ”Saya ke sini untuk mendapat masukan, agar kalau melangkah ada koridornya, kalau ada kesalahan ada yang nyemprit,” katanya.
Cagub yang berpasangan dengan Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko itu kemarin juga mendapat dukungan dari beberapa elemen. Mereka berasal dari kelompok media sosial, organisasi masyarakat, relawan tani, buruh, LSM, dan mahasiswa. ”Ada pula dari beberapa partai yang mendukung diam-diam,” katanya.
Pemilih Pemula
Ganjar juga gencar mendekati pemilih pemula yang relatif apatis terhadap politik dan cenderung menjadi golput. Perhatian pada kelompok itu dilakukan dengan blusukan ke kampus dan sekolah. Salah satunya, dengan menjadi pembicara seminar Golput dan Fenomena Emoh Negara di Auditorium IAIN Walisongo, kemarin.
”Golput ada karena tiga hal. Faktor sikap politik, memang tidak terdaftar, atau pemilih bingung yang biasanya merupakan kalangan pemula yang belum punya sikap jelas. Ini tidak hanya jadi tanggung jawab KPU, tapi juga partai dan calon,” katanya.
